Pengalaman selama ini membuktikan kenaikan harga BBM pasti berdampak
pada naiknya harga kebutuhan pokok. Bahkan, biasanya sebelumnya harga BBM
dinaikan, harga bahan kebutuhan pokok sudah ‘berlomba’ naik. Keadaan bertambah
parah dengan masuknya bulan Ramadhan. Harga
bahan pangan pun mengalami kenaikan cukup tinggi. Menurut catatan pemerintah, setidaknya
ada empat komoditas bahan pangan yang rata-rata kenaikannya mencapai
9%-63%. pemerintah saat ini tengah berupaya untuk terus menekan harga
bahan pangan dengan cara penambahan kuota impor.
Melansir laporan dari Badan Pusat
Statistik (BPS) pada periode bulan Juni hingga Juli yang dilaporkan kepada
pemerintah, keempat bahan pangan yang mengalami lonjakan harga sangat tinggi
yakni, Cabai Rawit dengan kenaikan 63,03%= Rp27.000/kg menjadi Rp45.000/kg,
Bawang Merah dengan kenaikan 49,08%= Rp32.000/kg menjadi Rp48.000/kg, Daging
Ayam Ras dengan kenaikan 19,5%= Rp 28.000/kg menjadi Rp34.000/kg, Telur Ayam
Ras dengan kenaikan 9,32%= Rp18.000/kg menjadi Rp19.000/kg.
Suka tidak suka, mau tidak mau
sepertinya memang sudah jadi rutinitas, setiap ramadhan dan menjelang lebaran
harga pangan naik dengan liar. Bahkan sekarang ini mahalnya harga pangan,
takkan lagi sebatas akibat yang terikut dari harga BBM atau karena memasuki
bulan Ramadahn dan menjelang lebaran . Bukan tidak mungkin, sudah ada campur
tangan politis hingga ada permainan pasar. Akibatnya, harga semakin
menggila.
Mungkin inilah dampak sistem
kapitalisme. Di mana konsep ekonomi diserahkan pada kepentingan pasar.
Akibatnya, siapapun berhak bermain harga. Satu-satunya jurus yang
dikeluarkan pemerintah untuk menekan harga adalah dengan impor. Padahal,
impor bukan solusi dalam fenomena ini. Impor saat ini hanya akan makin
mematikan potensi sumberdaya pangan dan pertanian di dalam negeri.
Bagaimana mengatasi kekacauan ini?
Hendaknya pemerintah memandang bahwa masalah pangan adalah kebutuhan vital
manusia. Dengan pangan manusia bisa menjalankan misi hidup yang
diamanahkan Allah kepadanya. Oleh karena itu, seharusnya
pemerintah menjauhkan pangan dari komodifikasi dan intrik-intrik bisnis. Negara
pun harus menyediakan pangan secara cukup dengan kualitas yang disesuaikan
dengan kebutuhan hidup. Disinilah peran negara vital dibutuhkan, yakni menjamin
ketahanan dan keamanan pangan bagi warganya.
0 komentar:
Posting Komentar