Senin, 01 Juli 2013


Dari anak saya "sing mbarep" saya belajar tentang kesabaran. gak hanya belajar aja ding, tapi juga training kesabaran. pokoknya harus always sabar kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun. Soalnya anak saya ini kalo digalakin nanti saya malah digalakin balik. bahkan gaya galak saya ditiru dan dipraktekkan manakala dia kesal sama saya (senjata makan emak euy!). maka sebisa mungkin untuk meredam emosi ketika  menghadapinya. lebih baik diam atau menyingkir sejenak darinya.

si mbarep ini juga mengajarkaan saya tentang "teliti melihat". setiap anak itu unik. di sinilah keunikan anak saya. melihat apa-apa yang tidak terlihat oleh orang dewasa. bukan berarti anak saya punya indera ke enam atau bisa melihat hantu, kuntilanak, dan derivatnya. tapiiii, anak saya ini bisa melihat yang luput dari penglihatan orang dewasa. misalnya saja tadi pagi, dari balik pintu jeruji rumah, ia berseru "buah, itu buah"
"mana buah?" saya dan suami bertanya heran. soalnya gak ada buah
"bunga kali biii..tuh bunga yang warna ungu. salah nyebut dianya" jawab saya. soalnya di depan rumah tetangga ada tanaman bunga warna ungu.
"buah itu..."kata anak saya
"daun itu" kata suami. soalnya memang kami nggak melihat ada buah
"ya udah,kasih tahu abi mana buahnya" mereka berdua keluar rumah. nyebrang jalan.
"itu buah" kata anak saya sambil menunjuk ke buah mangga yang bertengger di pohon.
"wah beneran ada buah ternyata. abi aja gak tahu kalo nggak diajak dzaky ke sini"
dan saya, dari dalam rumah-dibalik pintu jeruji- masih tetap mencari-cari benda yang disebut buah oleh anak saya. tetap tidak menemukan :D

lanjut ke guru kecil saya selanjutnya, yakni "si number two". dari anak ke dua saya ini saya belajar "jadi orang janganlah nyusahin orang lain". anak saya ke dua ini, sejak lahir mbrojol ke dunia nggak pernah ngajakin abi dan uminya begadang. kalaupun tengah malam ia "melek" ya cuman diem aja. meski ia lg ngompol bahkan "ee" sekalipun. anak saya ini baru nangis kalo mau minta ASI.

"suka mengalah" itulah anak saya yang nomor dua. tak jarang, ketika dia lg asyik nyedot ASI eh si mas nya minta saya layani. yang minta dibuatin susu lah, makan lah, diputerin film lah, pipis lah, BAB lah. untungnya si nomer dua ini ya legowo aja ketika minum ASInya terpaksa dihentikan. bahkan ketika saya balik mau menyusui dia lagi eh dianya sudah bobok lagi. mengalah demi mas nya dan nggak protes. tahu juga apa yang harus dilakukannya sendiri, yakni bobok lagi heuheueheuehe

0 komentar:

Posting Komentar